/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Jumat, 23 November 2012

PENGARUH POSITIF BEKAM BAGI PENDERITA ASMA


Asma terjadi akibat reaksi berlebihan terhadap allergen ( zat asing penyebab alergi ) yang ditandai oleh penyempitan bronkus, sesak nafas hebat dan mendadak, kemudian diikuti oleh gejala-gejala seperti wheezing ( bunyi ngik ), lelah, gangguan kesadaran, kulit membiru, perubahan tekanan darah dan bekerjanya otot Bantu pernafasan.
Sesorang mengalami alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk antibody Ig E (Imunoglobulin E ) dalam jumlah abnormal , dan antibody ini menyebabkna reaksi alergi bila bereaksi dengan antigen spesifiknya. Pada kondisi asma, antibody ini melekatdi sel mast interstisial paru yang terkait
erat dengan brokiolus dan bronkus kecil.
Bila sseorang menghirup allergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat. Setelahnya, antibody yang melekat pada sel mast akan bereaksi dengan allergen, sehingga menyebabkan sel ini mengelarkan berbagai macam zat, diantaranya : histamine, factor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini semua menyebabkan udema (bengkak) lokal pada dinding bronkiolus kecil, pelepasan mucus ( lendir) yang kental dalam lubang bronkiolus dan spasme otot polos bronkiolus, akibatnya ketegangan saluran nafas pun meningkat.

Sementara BEKAM dapat memperbaiki mikrosirkulasi dan fungsi sel dengan cepat. Berdasarkan penelitian, bekam yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan kemampuan perejaan eritrosit.

TERAPI BEKAM diduga kuat dapat merangsang kekebalan sesuler, sehingga daya tahan tubuh meningkat.
Pembekaman mengakibatkan bendungan local, perangsangan meridian, hipoksia, dan radang, hal inilah yang dapat memperbaiki mikrosirkulasi dan fungsi sel dengan cepat.
Lima belas hari setelah pembekaman akan meningkatkan kelenturan diding sel darah merah, merangsang kerja system kekebalan tubuh, yang meliputi sel limfosit T CD8+, makrofag, dan sel pembunuh alami, maka hasil akhir adlah terjadinya peningkatan daya tahan tubuh.
Mekanisme peningkatan daya tahan tubuh tersebut akan sama, baik bekam dilakukan sebagai pencegahan maupun pengobatan terhadap penyakit.
Disisi lain makrofag menghasilkan sitokin dalam jumlah yang berlebuhan, sehingga makrofag merupakan sel efektor penting pada kekebalan tubuh yang diperantarai oleh sel, misalnya hipersensitivitas tipe lambat.
Sitokin ini tidak hanya mempengaruhi sel T dan sel B, tetpai juga mempengaruhi jenis sel lain seperti sel endotel dan fibroblast.
Makrofag bekerja untuk melumpuhkan dan membunuh mikroba yang diikat oleh anti bodi dan atau komplemen, oleh karena itu makrofag merupakan unsure pemberi pengaruh yang penting pada kekebalan humoral dan seluler.
Adapun mekanisme pada kerusakan jaringan, sama dengan mekanisme yang digunakan oleh sel T untuk menyingkirkan sel yang berkaitan dengan mikroba. Sel T CD4+ bereaksi terhadap antigen pada sel atau jaringan, lalu terjadi perlepasan sitokin yang memicu inflamasi dan aktivasi makrofag.
Kerusakan jaringan disebabkan oleh pelepasan sitokin dari makrofag dan sel-sel inflamasi yang lain. Sel T CD8+ dapat menghancurkan sel yang berikatan dengan antigen asing.
Pada banyak penyakit auto imun yang diperantarai oleh sel T, terdapat sel T CD4+ dan sel T CD8+ yang spesifik utnuk antigen diri, dan keduanya berperan pada kerusakan jaringan. Bukti secara ekperimental menunjukkan bahwa pertahanan anti mikrobakteri adalah makrofag dan limfosit T.
Sel fagosit mononuclear atau makrofag berperan sebagai pemberi pengaruh utma sedangkan limfosit T sebagai pendukung proteksi atau kekebalan.
Pada system kekebalan, sel darah putih bergerak sebagai organisme seluler bebas dan merupakan lengan kedua system kekebalan bwaaan. Sel darah putih bawaan termasuk fagosit makrofag, neutrofil, dan sel dendritik, sel mast, eosinofil, basofil dan sel pembunuh alami.
Sel tersebut mengenali dan membunuh pathogen dengan menyerang pathogen yang lebih besar melalui kontak atau menelan lalu membunuh mikroorganisme tersebut. Sel bawaan juga merupakan mediator penting pad aaktivasi system kekebalan adaptif.
Berdasarkan mekanisme yang telah dijelaskan, ditambah dengan adanya kenyataan secara statistic, bekam terbukti meningkatkan sel limfosit T pembunuh, maka terapi bekam untuk serangan asma adalah sangat tepat dan rasional.

Berkaitan dengan fungsi bekam pada kasus asma, maka terdapat dua tujuan pembekaman terhadap pasien asma.

Pertama, meningkatkan dan memperbaiki imunitas. Adapun area pembekamannya pada titik Kahil, katifain dan akhda’ain atau semua titik di tengkuk dan punggung.
Dengan demikian diharapkan system imun dan reaksi radang dapat diperbaiki dan dioptimalkan.

Kedua, yaitu bertujuan untuk memperbaiki system organ paru dan saluran nafas. Area pembekamannya adalah satu jari dibwah tulang selangka (klavikula) kiri dan kanan, tiga jari dari tulang dada setinggi putting susu kiri kanan serta di ulu hati.
Dengan ini, diharapakn bronkus dan bronkiolus yang menyempit, serta cairan di saluran nafas mendapat reaksi langsung akibat pembekaman.

Reaksi system imun yang terjadi di dalam tubuh amat sangat komplek. Maka seharusnya terapis dan pasiennya selain berikhtiar dengan bekam, harus juga bertawakal dan menyandarkan kesembuhan hanya kepada Alloh SWT. Wallohu A’lam.
Selain BERBEKAM dikombinasikan Konsumsi herba seperti :
Konsumsi Habbasauda Ekstra Propolis 
Konsumsi SPIRULINA
Konsumsi KOPI RADIX
Dan diselingi dengan berenang min seminggu 1 x

0 komentar :

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha , Car Price in India